![]() |
Suasan saat pengurus lapak baca lagi menyusun buku -buku untuk dibaca tepat di daerah tugu salib Wio Silimo Wamena (Foto: Komunitas Baca Kota Agamua) |
Oleh Misela Tabuni
Membaca buku harus dimulai dari kesadaran akan realita kehidupan dan problematika yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Terutama dalam memahami realitas secara kritis dan mampu memahami secara kontekstual.
Hal ini kembali menekan pemikiran Paulo Freire dalam pemikirannya dalam buku "Pendidikan Kaum Tertindas."
Yang menekankan bahwa praktik pendidikan dengan gaya bank membuat objeknya dieksploitasi dan membuat kelumpuhan berpikir dalam menyikapi tindakan-tindakan yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat.
Sebagai Mahasiswa harus mampu memahami kondisi tersebut dan menganalisis dinamika penguasaan politik terhadap rakyat yang di tindas. Jika pendidikan tidak mampu, maka memerdekakan peran peserta didik sebagai agen perubahan/Agen perubahan seharusnya mampu mengubah keadaan menuju pembahasan.
Maka orientasi literasi harus fokus pada kenyataan yang ada.
Mari Membaca untuk melihat sisi gelap dari hegemoni dunia dan cara kerja Penguasa terhadap rakyat yang di tindas.
“Ketika Pendidikan tidak memerdekakan maka impian, kaum tertindas menjadi penindas.”Paulo Freire
Wamena, 12/07/2025
𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐋𝐢𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢
"" KETIDAK TAHUAN TIDAK AKAN 𝐌𝐄𝐍𝐎𝐋𝐎𝐍𝐆 𝐒𝐈𝐀𝐏𝐀𝐏𝐔𝐍 ," 𝐊𝐀𝐑𝐋 𝐌𝐀𝐑𝐗
Penulis adalah Anggota Komunitas Lapak Baca Kota Agamua
Tidak ada komentar
Posting Komentar