Masyarakat adat amungme yang di evakusi dari tembagapura ke kota timika beberapa bulan lalu meminta untuk kembalikan mereka ke kampung halaman dan membuka posko evakusi,senin 13/07/2020
Marthina Natkime sebagai ketua amungin, menyampaikan telah membuka posko masyarakat 3 desa (waa), untuk demo damai di kantor DPR, dalam rangka megembalikan masyarakat 3 desa ke kampung halaman mereka di jalan baru.
Masyarakat adat Amungme Waa, banti1, Banti2, kembeli, Opitawak dan beberapa kampung lainnya Yang Di evakuasi ke timika beberapa bulan lalu masih terlantar di kabupaten mimika karena Selama ini telah di Abaikan oleh Pihak pemerintah dan Freeport
Mama-mama Amungin Kampung Waa Tembagapura yang evakuasi di Timika telah membuka posko penampungan dengan tujuan menyampaikan dan mempersiapkan kami mau kembali ke asal kampung di Tembagapura.
Hal itu disampaikan Tokoh perempuan Amungin, Martina Narkime di Timika saat manghadirkan seluruh mama-mama yang evakuasi, Senin (13/7/2020) di Jalan Baru, Timika Papua.
“Kami sudah bangun posko di tempat ini, untuk menampung dan mendata seluruh mama-mama Amungin Kampung Waa dari distrik Tembagapura. yang evakuasi karena mendapat terauma perang antara TNI/Polri vs TPN-PB/OPM,”kata ketua koordinator posko. Soal sikap dan apa yang akan dilakukan selanjutnya, ia mengaku tujuan kita mau kembali didusung dan posko ini akan dibuka ketika kita kembali ke Kampung Waa.
“Kami sudah bersepakat hari ini bahwa hasil kesepakatan tetap sama dengan kesepakatan dari Tembagapura sebelum evakuasi ke Timika. Hanya sekarang kami memutusakan untuk kembali di tiga kampung dari Tembagapura yang sial diareal kota Timika,"katanya.
Masyarakat yang evakuasi ke Timika dari 3 Kampung ia mengatakan bahwa pada prinsipnya semua mama-mama ingin pulang ke Tembagapura.
“Kami yang sudah kumpul ini dari kampung Waa di Distrik Tembagapura. sudah kami bersepakat bahwa hari ini kami sampaikan agar semua pihak ketahui kalo mama-mama Amungin yang ada di Timika sepakat balik ke Tembagapura bisa menggunakan dengan jalan kaki ”katanya.
Sementara,Memanus Obamak menuturkan,tuhan ciptakan kita hidup diatas tanahnya sendiri untuk menjaga dan merawat. Tanah adalah Mama yang memberikan gisi yang baik agar tanah yang subur itu terawat dan nikmati sumber kehidupanya.
"Selama 4 bulan Kami tidak bisa hidup di iklim yang panas. Kami bisa hidup di iklim dingin. Kota Timika bukan tempat tinggal kami. Jelasnya daerah orang lain. Kami punya tanah tumpah darah dan semua kekayaannya ada di Tembagapura sehingga memilih balik ke dusung di Tembagapura,"tegasnya
Waktu yang sama, Ferlin Obamak mewakili perempuan mudah Amungin Kampung Waa menuturkan saya bersama dengan mama-mama yang telah membuka Posko adalah masalah kita bersama maka ditempat posko ini siap sampai akan kembali di tempat kami di Tembagapura.
kata dia, kami tidak pernah membantu saat sakit dibiarkan saja. Kita tinggal orang lain punya rumah. Hari ini kita pikir mau pulang ke kampunnya.
"Aktivias selama in, dia mengaku kami tidak enak hidup di tempat orang. Menggalami badai yang besar tetapi kami bisa melakuan doa untuk menjawab tuntutannya agar kembali ke dusung kami,"ujar sambil cucurkan air mata
Lanjutnya selama ini mama-mama mencucurkan air mata pikir untuk mau pulang kampung. Kondisi mereka tidak stabil sehingga saya pun turut dalam kondisi yang prihatin ini,"ucap dengan nada yang sedih
Sementara itu, Aktivis HAM Adolfina Kuum mengatakan mama-mama Amungin Kampung Wa di Tembagapura membuka posko evakuasi masyarakat didukung dari beberapa elemen Aktivis, LSM, Tokoh Perempuan, Gereja, dan tokoh-tokoh Intelektual asal Tembagapura.
Aspirasi dari mama-mama yang menuntut kembali ke Tembagapura itu secepatnya pihak pemerintah dan Freepoert agar memfasilitasi pulangkan ke Tembagapura.
"Jika tuntuan mama-mama Amungin diabaikan maka mendukung jalan alternatif berangkat jalan kaki ke Tembagapura."tutupnya [*]
Tidak ada komentar
Posting Komentar