Sa Juga Bisa
Part 1
Bulan April tanggal 23 tahun 2010.waktu itu Sore tepat jam 3 masyarakat di kampung keluar dari rumah masing-masing dan kumpul di kantor desa. Sore itu Sa di rumah sendirian. Sebenarnya Sa mau ikut tapi katanya perempuan tra boleh terlibat dalam persoalan begini.
Tra lama kemudian Sa bapa lari datang masuk dalam rumah dan cepat-cepat ambil parang. Bapa, bapa, bapa ada masalah apa sampe bapa datang ambil parang. "Ko diam! Ko perempuan tenang di rumah saja", kata Sa bapa.
Dari cara bapa Sa macam curiga ni. Dalam hati bertanya " Ada masalah apa di kantor desa eee? " . Perasaan macam tidak tenang, hati gelisah, pikiran kaco, tanpa berpikir panjang Sa keluar dari rumah dan pelan-pelan jalan menuju kantor desa. dari jauh Sa dengar suara keributan. " Ahhh kam perempuan itu tidak punya hak jadi pimpinan, kam itu pu tugas itu urus dapur dan urus anak saja". Pas Sa lagi berdiri sambil dengar suara keributan, tiba-tiba begini Sa kaka laki-laki datang" Weeee Meri pulang sana" Kata Sa pu kaka bikin Sa kaget tra baik Sa kira orang jahat. "Sudahlah mari tong pulang", kata kaka Maleo.
Sore itu sekitar jam 5 Sa sama Kk Maleo jalan pelan-pelan menuju ke rumah. Dipertengahan jalan Sa kk bilang begini" Meri, kk benci hidup dikampung macam begini. Orang-orang dikampung nii gara-gara uang saja bisa baku bunuh.
Sampe gara-gara jabatan kepala desa saja suara perempuan dong tidak terima itu bagaimana ee? Tidak Demokratis,Budaya Patriaki masih kental begini baru kam mau bangun kampung ini tanpa libatkan perempuan k? ".
Sa sama sekali tidak paham maksud kaka Maleo. maklum Sa lahir dan besar dikampung jadi tra mengerti bahasa orang-orang sekolah dan pergaulan pun masih sebatas kampung.ditambah lagi dengan pendidikan yg masih sebatas SMA jadi wajar masih buta soal kata-kata ilmia .hanya diam lalu jalan menuju ke rumah. Sampe di rumah, kaka Maleo masuk ke kamar ambil buku dan keluar baca-baca depan teras rumah.dari balik jendela Sa baca Judul bukunya "Lawan Budaya Patriarki dan Bangun Kehidupan Demokratis"
Dari balik jendela Sa bertanya dalam Hati" Patriaki itu apa? Kehidupan demokratis itu seperti apa? " . Aggh sudahlah Sa tidur dulu. tra lama begini Sa dengar keributan diluar. "Bapa! Kampung ini milik bersama bukan milik laki-laki saja,perempuan yg banyak-banyak ini kam mau jadikan dong budak tuk layani kalian para lelaki k? ".
" Agggh Maleo ko Diam. ini aturan adat"
Sa penasaran dan langsung bangun menuju ke ruang tamu ternyata yg ada ribut-ribut ni Bapa sama Kk Maleo.
kk Maleo tra Terima dengan perkataan bapa, langsung kk Maleo respon: Bapa, konteknya Beda. Kalau bicara tentang kemajuan kampung berarti bicara kepentingan seluruh manusia yang tinggal dikampung ini tanpa bedakan jenis kelamin. Oooo kam laki-laki tua bangka ini sudah yg selalu manfaatkan adat tuk bungkam suara perempuan eee. Pantasan Bapa batasi Meri untuk lanjut kuliah karena dia perempuan tooo...?. Sa bapa juga tra mau kalah, langsung respon, Sa Bapa bilang begini;
Memang perempuan buat apa sekolah tinggi-tinggi .sekolah cukup SMA saja dan kawin urus rumah tangga.
Sa pu kk Maleo emosi langsung banting kursi lalu dengan nada marah kk bilang begini : Bapa, Sa jauh-jauh dari kota hanya mau datang bawah Sa pu ade Meri pergi lanjut sekolah di kota. Buat apa tinggal di kampung dengan kehidupan seperti neraka begini.
Sa pu Bapa dengan muka senyum langsung bilang begini; iyoo ko bawah Meri sudah. Tapi ko yg bayar dia sekolah ee. Tra boleh libatkan Sa.
Kata Sa pu kaka; sipp yaa Bapa. Sa sudah pnya pekerjaan jadi Sa pu tugas urus Meri sekolah. Ohh iyoo Meri. Siap ko pu barang-barang sudah besok tong ke kota. Kk daftar ko kuliah d kampus MAMBRUK.
Sa pu hati bahagia sekali, senang campur sedih karena keinginan Sa selama ini terwujud.
Setelah dengar kabar bahagia itu Sa langsung masuk ke kamar lalu tidur.
Pagi jam 6 Sa bangun langsung Sa kk sambut dengan kata: su siap barang-barang k? Kalau su siap mari makan dulu. kk baru slesai masak ni. makan baru tong sei ke kota.
Saya : makasih kk. Tapi kenapa kk yang masak? Coba kk ksih bngun Sa k? Biar Sa yg masak.
Kaka Maleo : salahnya dimana adiku. Semua pekerjaan tidak harus perempuan yg kerja. Itu aturan yg salah yg tong harus lawan, adiku. Perempuan dan Laki-laki itu sama. Yg membedakan hanya alat kelamin. Mari makan sudah. jam 8 kita berangkat ke kota.
Saya : oke kaka syg. Sa makan lalu siapkan barang-barang.
Pagi itu semua keluarga kumpul. Sa pu bapa sedih lihat Sa mau ke kota tinggalkan kampung selama 5 tahun. Sa bapa datang peluk Sa lalu bilang begini; Meri, ko sekolah baik-baik eeee. Bapa su tua tidak bisa bantu apa-apa untuk ko sekolah. Hati-hati disana eee. Ingat kuliah. Walaupun ko tra dapat gelar Sarjana pun Bapa bahagia.
Jam 8 pagi mobil datang parkir depan rumah jemput Sa sama kaka Maleo. Sa pamit sama keluarga lalu masuk ke mobil dan kami pergi tinggalkan kampung menuju ke kota.
Dalam perjalan Sa pu kaka mulai nasihat Sa.
Kk Maleo ; Adiku. Tujuan dari orang sekolah itu sebenarnya bukan untuk cari Jabatan, cari kekayaan, cari popularitas. Tapi sekolah sebenarnya bagaimana bisa bebaskan tong pu diri dan orang banyak. agar tong bisa mengerti semua dinamika yg terjadi dalam kehidupan kita.dan dengan sekolah tong bisa tau cara untuk selesaikan semua masalah yg kita hadapi. Itu yg mengapa kk harus bawah ko keluar dari kampung ini. Biar ko bisa memahami semua persoalan yg terjadi di dunia ini.
Jam 10 tibalah kami di kota. " Meri taruh barang-barang lalu kita langsung ke kampus. Kebetulan kampus masih buka pendaftaran jadi ",Kata Sa pu kk.
Cerita bersambung....
Tidak ada komentar
Posting Komentar