𝗞𝗘𝗦𝗔𝗗𝗔𝗥𝗔𝗡 𝗣𝗔𝗟𝗦𝗨 𝗦𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗞𝗢𝗡𝗧𝗥𝗨𝗦𝗜 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗠𝗔𝗦𝗬𝗔𝗥𝗔𝗞𝗔𝗧 𝗢𝗟𝗘𝗛 𝗧𝗘𝗢𝗟𝗢𝗚 𝗞𝗘𝗠𝗔𝗞𝗠𝗨𝗥𝗔𝗡 𝗗𝗜 𝗣𝗔𝗣𝗨𝗔

Tidak ada komentar
Penulis : M Pekei
[Paniai ,Edisi,21 Desember 2020]

𝗔. 𝗣𝗲𝗻𝗱𝗮𝗵𝘂𝗹𝘂𝗮𝗻

Kesadaran  masyarakat papua pada umumnya,sudah terlalu percaya sama tafsiran kitab suci yang sudah di sampaikan oleh para hamba  tuhan, gembala,pendeta,pastor dll.Perspektif penangkapan alam bawa sadar  masayarkat papua yang nota bene intelektual,pelajar ,petani maupun masyarakat adat,menerima itu sebagai suatu kebenaran yang objektif,ilmiah.Menurut Karl Marx “terminology kesadaran kelas borjuis kepada proletar dan itu di teriman oleh masyarakat sebagai bentuk alamiah atau wajar,padahl itu bagian dari pencitaan kesadaran palsu yang sudah ada”.Kondisi ini ,masyarakat kelas proletar menerima itu sebagai bentuk sewajarnya dan mengikuti arus social yang tersistematis sebagai bentuk kebenaran mutlak.Kesadaran palsu tersebut sudah mengontruksi dan masuk dalam logika berpikir masyarakat khsusnya di papua.Masyarakat menilai bahwa,kebenaran firman tuhan yang sudah di sampaikan oleh pendeta,pastor adalah suatu bentuk kebenaran mutlak.Padahal,masyarakat tidak memahami secara mendalam,kalau tafsiran firman tuhan yang di sampaikan itu adalah sesuai dengan kebutuhan dan dasar kepentingan kelas  penguasa negara indonesia. Sementara dalam kitab Ayub 34:17 mengatahakan  : Dapatkah pembenci keadilan memegang kekuasaan, dan apakah engkau mau mempermasalahkan Dia yang adil dan perkasa.Artinya apakah KNPB,AMP,OPM bicara papua merdeka itu kalian mempermasalahkan dia dan tidak simpati kepada nya,yang sebanarnya disanalah yang berbicara kebenaran keadilan yang susuhguhnya,sebab mereka bersuara  untuk keadilan kemerdekaan bagi bangsa west papua.

𝗕𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗠𝗲𝘁𝗼𝗱𝗲 𝗣𝗲𝗻𝗮𝗳𝘀𝗶𝗿𝗮𝗻 𝗨𝘁𝗼𝗽𝗶𝘀 𝗣𝗮𝗿𝗮 𝗔𝗴𝗮𝗺𝗮𝘄𝗮𝗻 , 𝗦𝗲𝘀𝘂𝗮𝗶 𝗗𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗻𝗱𝗶𝘀𝗶 𝗢𝗯𝗷𝗲𝗸𝘁𝗶𝘃 𝗞𝗲𝗺𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮𝗮𝗻 𝗗𝗶 𝘁𝗮𝗻𝗮𝗵 𝗣𝗮𝗽𝘂𝗮? 

Penafsiaran ayat kitab suci tidak selalu mengkontekstualisasikan dengan kondisi objetid system penjajahhan (kolonialisme),system kapitalisme global di tanah papua .Konsep tafsiran firman tuhan ini yang di sebut sebagai tafsiran palsu sesuai dengan garis politik NKRI ,PANCASILA dan Bhineka Tunggal Ika.Pemahaman pengetahuan firman tuhan yang ada dalam isi kepala para pendeta ,pastor adalah sesuai dengan konsep teologi kemakmuran,karena tidak menjelaskan dan menaaafsirkan sesuai dengan realitas penindasasn di tanah papua di gereja gereja.
Para teolog (Agamawan),kebanyakan paham soal teologi kemakmuran yang berbicara tentang,kebenaran,keadilan,kesejahteraan,kekuaasaan,tahta.Penafsiran mereka lebiha pada tiga (3) G ;Gold (Emas) ,Glori (Tahta),Golden (Kehormatan),konsep ini dalam versi alkitab Kristen ,mengajarkan lebih pada kekuasaan,tahta dan kehormatan.Jikalau kata ini di analisis  sesuai dengan konsep kapitalis sebagai bentuk dari pada akumulasi capital ,penguasaan,dominasi terhadap kelas proletar .Dengan melihat perkembangan  masyarakat  papua yang terlalu percaya pada agama,firman tuhan sehingga konsep ini di terimah secara alamiah dan meyakini itu sebagai  anugrah tuhan atau berkat tuhan. Padahal  masyarakat tidak tau kalau penafsiran itu bagian dari pada kapitalisasi dalam alam pikiran masyarat papua.Sementara tafsiran sosialis Jika kita melihat dalam kontek kitab Matius 22:39 : Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihanilah sesama manusia seperti dirimu sendiri. Artinya bahwa semua manusia di muka bumi sama derajatnya ,kondratnya ,sama sama manusia.Sepertinya ayat ini menggambarkan kita bahwa kita harus percaya pada gerakan rakyat,peduli pada kemanusiaan,pedulia pada perlawanan pada hegemonomi kolonialsme di tanah papua .Kita harus tegakan pada ayat ini  secara objketif penindasan di tanah papua. Selain itu sesuai dengan ayat Mazmur 103:6 : Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.Artinya bahwa orang yang benar benar menjalankan kerja kerja keadilan bagi sesama manusia  ,sama halnya dia membela tuhan yang menciptakan gambar dan citra sendiri Allah. 

𝗖. 𝗔𝗽𝗮 𝗦𝗼𝗹𝘂𝘀𝗶 𝗨𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝘁𝗲𝗿𝗻𝗮𝗹𝗶𝘀𝗮𝘀𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗔𝘆𝗮𝘁-𝗮𝘆𝗮𝘁 𝗔𝗹𝗸𝗶𝘁𝗮𝗯 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗮𝗶 𝗗𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗻𝗱𝗶𝘀𝗶 𝗢𝗯𝗷𝗲𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗣𝗲𝗻𝗷𝗮𝗷𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗹𝗼𝗻𝗶𝗮𝗹𝗶𝘀𝗺𝗲 𝗗𝗶𝘁𝗮𝗻𝗮𝗵 𝗣𝗮𝗽𝘂𝗮? 

Masyarakat sendiri di harapkan untuk tetap menganilisis ayat ayat alkitab sesuai dengan kondisi penindasan di papua.Ketidak tahuan para intelektual dalam mengedarkan literasi bacaan ,dan kurang pahamnya pada agamawan ini,tidak membangkitakan iman sejati sesuai dengan reliats penidasan di tanah papua untuk bangkit melawan segala bentuk kesadaran palsu,penafsiran alkitab yang palsu,dan menghancurkan iman,keberanian sejati sesuai dengan gambar rupa alllah di tanah papua.kesimpulan ini sangat relevansi juga di tulisakan dalam ayat,Yakobus 1:27 : Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.Artinya ibdah yang susungguhnya adalah menjaga harkat dan martbat manusia papua ,agar tidak di bunuh,di kriminalisasi,oleh kolonialisme indonesia dan kapitalisme amerika dan kawan kawanya di atas tanah papua.Kehormatan manusia akan di jujunjung tinggi ketika papua merdeka ,bebas dari kolonialime dan kapitalisme dan wujudkan sosialisme di tanah papua.

𝗣𝗲𝗻𝘂𝗹𝗶𝘀 𝗔𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗠𝗮𝘀𝘆𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁 𝗗𝗲𝘀𝗮 , 𝗧𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹 𝗱𝗶 𝗪𝗶𝘀𝗲𝗹𝗺𝗲𝗿𝗲𝗻 𝗣𝗮𝗻𝗶𝗮𝗶 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗦𝗲𝗱𝗮𝗻𝗴 𝗛𝗮𝘂𝘀 𝗔𝗸𝗮𝗻 𝗧𝗮𝗳𝘀𝗶𝗿𝗮𝗻 𝗧𝗲𝗼𝗹𝗼𝗴𝗶 𝗣𝗲𝗺𝗯𝗲𝗯𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗗𝗶𝗸𝗮𝗹𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗠𝗮𝘀𝘆𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁 𝗣𝗮𝗽𝘂𝗮 


Tidak ada komentar

Posting Komentar