Hancurkan adat dan faham tua Kita rakyat sadar! Sadar! Dunia sudah berganti rupa Untuk kemenangan kita
Patronase atau ketergantungan terhadap seseorang, sering menjadi topic
bahasan dalam organisasi massa baik organisasi massa Pemuda,Masyarakat Adat dan lain-lain. Patronase menjadi
problem pokok dalam membangun organisasi yang demokratis.
Patronase ini bisa dalam bentuk pengambilan keputusan, pencarian dana
dan kerja-kerja teknis organisasi, seperti membuat surat, sebarkan undangan, melakukan advokasi dan sebagainya. Ketergantungan dalam Organisasi massa Ukuranya bisa dilihat dari :
Bila Organisasi mau mengambil keputusan, menunggu orang tersebut ada atau memberi fatwanya/arahan.
Bila mengerjakan sesuatu, menunggu orang tersebut. Dari rapat jaringan sampai kasus-kasus dikerjakan sama orang itu-itu juga
Pertama, massa anggota yang membiarkan/tidak peduli pada organisasi
sehingga selalu menyerahkan pada satu orang saja. Tetapi ini juga bisa
dicek, apakah pendidikan organisasi berjalan atau tidak. Karena bila
pendidikan tentang manajemen organisasi tidak pernah ada maka menjadi
wajar anggota menyerahkan kepada satu orang saja.
Kedua, sengaja orang (bisa jadi lembaga juga) yang membangun organisasi
sebagai pijakan dirinya menjadi terkenal, sehingga anggota organisasi
dibuat tidak kritis dan mengekor dirinya.
Akibat dari patronase ini cukup banyak dan membahayakan kelangsungan
organisasi kedepannya. Yang jelas organisasi tidak pernah obyektif dalam
membuat program organisasi, tidak sesuai apa yang sedang bergerak
didalam tubuh organisasi itu sendiri. Dan yang pokok, Kemandirian
organisasi dan proses demokratisasi dalam organisasi mandek sama sekali.
Bila demokratisasi terhenti akibatnya adalah kemandekan
pengorganisasian dan kaderisasi. Hal lainnya adalah melahirkan raja
kecil dalam organisasi yang bisa berbuat semaunya, sehingga organisasi
jatuh dalam otoriter serta dipakai untuk kepentingan pribadi.
Lalu Bisakah Patronase Dibongkar Dan Diperbaiki?
Tentu saja bisa, selama anggota berani membangun organisasi lebih
demokratis. Selama anggota berani kritis dan tidak takut berbeda
pendapat. Selama anggota berani bertanggung jawab dan berperan dalam
organisasi. Selama anggota mau berbuat dengan apa yang dia bisa.
Memperbaiki patronase biasanya akan terjadi satu pertentangan hebat
didalam organisasi, terutama dimana patronase disengaja oleh orang atau
lembaga. Tetapi selagi berpijak pada tujuan organisasi dan kepentingan
perjuangan maka anggota tidak perlu takut. Serta yang harus
dilihat adalah cara yang demokratis, karena seringkali pimpinan yang
otoriter dan membangun patronase sering menggunakan cara POKOKE, YANG
PENTING dan kata-kata penekan bagi anggota yang mengkritisinya, tanpa
penjelasan argumentasi yang obyektif . tentu itu bukan sebuah demokrasi,
harus dilakukan perbaikan.
Mari mulai hancurkan adat lama dalam organisasi, Karena seseorang yang
menjadi patron seolah-olah menjadi super, tetapi bila kita telaah lebih
dalam sebenarnya orang tersebut telah terjebak dalam rawa-rawa yang
semakin lama dia akan tenggelam. Orang itu menjadi semakin bodoh dan
kerdil, demikian juga organisasinya menjadi kerdil.
Tidak ada komentar
Posting Komentar